Beberapa waktu terakhir, perhatian publik tersedot dengan meningkatnya kasus undiagnosed pneumonia atau pneumonia misterius di Tiongkok. Hal itu berdasar laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 22 November 2023.
- Gencarkan Sosialisasi Pelindungan PMI, Kepala BP2MI: Jangan Ikuti Bujuk Rayu Sindikat Pekerja Migran
- Presiden Prancis Emmanuel Macron Yakin Konflik Rusia-Ukraina akan Berakhir Damai
- Art Jakarta Gardens Gelar Pameran Instalasi Seni di Ruang Terbuka
Baca Juga
Melansir laman Kemenekes, belum diketahui secara pasti penyebab penyakit yang menyerang sistem pernafasan ini. Namun, berdasarkan laporan epidemiologi, terjadi peningkatan kasus mycoplasma pneumoniae sebesar 40 persen.
“Mycoplasma merupakan penyakit penyebab umum infeksi pernapasan sebelum Covid-19,” demikian keterangan Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, dikutip Rabu (29/11/2023).
Sejak Mei 2023, kasus rawat jalan dan rawat inap pada anak karena mycoplasma pneumoniae juga dilaporkan meningkat. Kemudian pada Oktober 2023, angka kesakitan akibat respiratory syncytial virus (RSV), adenovirus, dan influenza juga sempat naik bulan lalu, meski saat ini telah turun.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan pemerintah dalam mengantisipasi penularan pneumonia di Indonesia, Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit bergerak cepat dengan menerbitkan Surat Edaran Nomor: PM.03.01/C/4632/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.
Gejala Pneumonia Misterius
Dalam wabah penyakit pernafasan yang terjadi saat ini, gejala yang dilaporkan sama dengan beberapa penyakit pernafasan
Melansir KONTAN, laman CIDRAP University of Minnesota mengungkapkan, gejala utama pada anak-anak yang mengalami undefined pneumonia di China adalah demam tinggi, dan beberapa anak mengalami bintil paru.
Hanya, sejauh ini, tidak ada indikasi infeksi tersebut mematikan. Namun, laporan mengenai lonjakan kasus pneumonia di China sangat mirip dengan laporan awal mengenai wabah pneumonia misterius pada akhir 2019 di Wuhan, yang menandai kemunculan Covid-19.
Sejak pertengahan Oktober lalu, China telah menerapkan peningkatan sistem pengawasan untuk penyakit pernapasan yang mencakup spektrum luas virus dan bakteri pernapasan, termasuk Mycoplasma pneumoniae.
Tapi, WHO mengingatkan, dengan datangnya musim dingin, diperkirakan akan terjadi tren peningkatan penyakit pernafasan. Sirkulasi bersama virus pernapasan bisa menambah beban fasilitas layanan kesehatan.
Pencegahan
Berdasarkan informasi yang tersedia, WHO merekomendasikan agar masyarakat di China mengikuti langkah-langkah untuk mengurangi risiko penyakit pernapasan, yang mencakup:
Rekomendasi vaksin untuk melawan influenza, COVID-19, dan patogen pernapasan lainnya jika diperlukan
Menjaga jarak dengan orang yang sedang sakit
Tinggal di rumah saat sakit
Menjalani tes dan perawatan medis sesuai kebutuhan
Memakai masker sebagaimana mestinya
Memastikan ventilasi yang baik
Cuci tangan secara teratur
- Tahun Depan, Produk Tanpa Sertifikat Halal Akan Disanksi
- Kick Off Keketuaan ASEAN 2023, Jokowi Ikuti Parade di Bundaran HI
- Gubernur Jabar Ridwan Kamil Bentuk Satgas Tangani Kasus Gagal Ginjal Akut